Selasa, 28 Juni 2016

CARA BERPIKIR DAPAT MENGUBAH HIDUP ANDA

      Masih ingatkah anda ketika di SD, guru-guru mengajari kita untuk berpikir dari hal yang paling sederhana hingga dengan yang paling rumit. Hal paling sederhana adalah berpikir untuk menjawab dengan benar setiap pertanyaan yang diajukan oleh guru maupun pada saat ujian. Sedangkan hal paling rumit ialah berpikir untuk menyelesaikan konflik dengan teman, keluarga, ataupun sahabat. Terkadang kita tidak bias menyelesaikan sendiri konflik itu dan membutuhkan bantuan pemikiran orang lain. Apakah otak kita yang terbatas ataukah kita memang tidak mampu berpikir untuk menemukan solusinya.

      Keterampilan berpikir itu dipertajam lagi ketika di sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA),  keterampilan berpikir itu akhirnya mencapai puncaknya pada saat kita duduk di perguruan tinggi karena pelajaran yang kita dapat adalah menganalisa sebuah pertanyaan yang tidak ada panduan jawabannya. Jadi, keterampilan berpikir itu diajarkan di semua level sekolah. Lantas mengapa kita masih stress jika harus memikirkan sesuatu? Mengapa kita tidak menikmati saat memikirkan jawaban tentang sesuatu? Alasannya adalah karena manusia cenderung pemalas dan tidak suka melakukan pekerjaan yang susah padahal seluruh keterampilan itu akan bermanfaat jika dikembangkan dan dioptimalkan. Pertanyaannya, apakah kita suka untuk mengembangkan cara berpikir kita dan mengoptimalkannya? 

      Semua orang lahir dalam kondisi yang sama besar kapasitas otaknya. Namun saat kita dewasa, ada di antara kita yang hidup sukses, namun ada juga yang hidup miskin. Jika anda berkarir di perusahaan dengan posisi saat ini sebagai staf dan melihat betapa enaknya pekerjaan seorang presiden direktur dengan gaji melimpah dan fasilitas mewah, perlukah anda sakit kepala? Sebab presiden direktur itu juga manusia biasa yang mempunyai sifat-sifat menusiawi yang sama. Bukan nasib yang membuat seseorang menjadi presiden direktur, tetapi cara berpikir dan bertindaklah yang menjadikan sukses. Jadi, jika kita ingin sukses, tirulah cara berpikir dan bertindak seseorang yang sudah sukses dalam hidupnya. Saat menjadi karyawan, pada umunya hanya memikirkan diri sendiri. Jika bukan memikirkan diri sendiri, paling hanya memikirkan keluarga, itupun porsinya tidak sebanyak dibandingkan dengan memikirkan diri sendiri. Fokus utama hanya pada gaji dan cara menghabiskan gaji. Sedangkan  ketika menjabat menjadi presiden direktur sudah mampu memikirkan keluarga secara lebih baik dan memikirkan kondisi karyawan, porsinya melebihi saat berpikir untuk diri sendiri. Fokus utama adalah membuat supaya karyawan dan keluarganya sejahtera, sehingga karyawan mudah diatur. Menjadi owner mampu memikirkan keluarga besar, karyawan, dan lingkungan. Fokus utamanya adalah pada tingkat kesejahteraan keluarga besar, karyawan dan masyarakat sekitar lingkungan perusahaan. Pada level ini, porsi memikirkan diri sendiri sudah sangat minim sekali. Berpikir tingkat tinggi berorientasi pada kepentingan umum, bukan kepentingan pribadi maupun kepentingan golongan. Pada saat sekolah menengah pertama dulu, pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan guru-guru selalu mengatakan “Dahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan golongan”. Apakah pelajaran ini masih bermanfaat untuk kita saat ini? Tentu, aplikasinya sederhana. Ketika anda bekerja baik itu untuk anda sendiri maupun untuk orang lain, berorientasilah untuk memenuhi kebutuhan tempat usaha atau perusahaan itu terlebih dahulu. Dahulukan kepentingan kerja atau kepentingan pekerjaan dari pada kepentingan pribadi ataupun golongan. Di era ini beberapa oknum karyawan dengan bangganya mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan dibandingkan dengan kepentingan perusahaan. Fakta paling mudah terlihat ketika kenaikan gaji. Mereka rela melakukan demonstrasi untuk menuntun kenaikan gaji padahal tanpa demonstrasi pun, gaji akan otomatis naik jika kinerja karwayan yang bersangkutan melebihi standar yang ditetapkan perusahaan. Ada pula yang bekerja bermalas-malasan dengan alasan gajinya rendah, padahal bonus itu datang dari kerja yang rajin dan hasil yang selalu melebihi target. Itu sebabnya karyawan yang malas atau suka ikut demo sulit mendapatkan promosi jabatan atau peningkatan kesejahteraan. Mereka terjebak memikirkan diri sendiri dan tidak memperdulikan orang lain atau tempat kerjanya. Cara memikirkan kebutuhan tempat kerja itu mudah, seperti :
 
1. ketika melihat lingkungan tempat kerja kotor, pikirkan cara membersihkannya dengan biaya paling minim! Anda bias mengusulkan kerja bakti rame-rame kepada pemimpin setiap hari tertentu. Tentu saja ide brilian anda ini akan dihargai tinggi oleh pemimpin. 

2. ketika perusahaan anda sedang merugi dan produk-produknya tidak dapat terjual, anda berfikir dan bertindak cepat membantu menjual produk-produk tersebut. Bukankah pimpinan perusahaan akan menghargai karwayannya yang memiliki sense of crisis tinggi? Biarlah rekan-rekan anda melakukan demo atau duduk-duduk menunggu hal yang tidak pasti. Anda akan menuai hasil yang manis di kemudian hari.

3. jika pemimpin anda bertanya, usahakanlah selalu memberikan jawaban yang dibutuhkan oleh pemimpin anda bukan jawaban sesuai keinginan anda. Oleh karena itu, anda harus berpikir cepat memahami masalah yang sedang dibahas dan memahami itu adalah dengan mengamati dan menganalisis keadaan perusahaan. 

Jadi, memikirkan saja tidak cukup. Anda harus mengungkapkan hal-hal yang anda pikirkan itu kepada orang lain yang membutuhkan. Namun yang lebih penting adalah kesediaan anda memikirkan perusahaan anda terlebih dahulu dengan mengesampingkan kepentingan pribadi. Bukan hal yang mudah, kerena membutuhkan kebesaran jiwa. Dari perbedaan cara berpikir karyawan, presiden direktur, hingga Owner ternyata posisi mereka dipengaruhi oleh cara berpikir mereka oleh karena itu, jika saat ini anda masih bekerja sebagai karyawan dan menginginkan promosi jabatan, berpikirlah selayaknya pemimpin perusahaan atau pemilik perusahaan. Jika saat ini anda masih bekerja sebagai pemimpin perusahaan dan ingin memiliki kehidupan yang lebih baik, ubalah cara berpikir anda layaknya pemilik perusahaan. Bagi anda yang saat ini sedang mencari pekerjaan dengan berbagai tingkat jabatan, sudahkah anda menjual diri dengan menggunakan keterampilan berpikir yang dapat mengubah hidup anda? Pada saat interview, jika kandidat hanya mampu memikirkan diri sendiri, biasanya HRD akan menempatkannya hanya sebagai karyawan biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar